Label

Selasa, 19 Januari 2010

Gerila Somali Tembak Jatuh Kapal terbang Mata-mata AS




MOGADISHU SOMALIA: 20 Okt - Gerila Somali menembak jatuh sebuah Kapal terbang mata-mata AS yang terbang di atas bandar pelabuhan selatan, Kismayu, hari Isnin, dan mencari puing-puing kapal terbang tanpa pemandu itu, kata seorang juru cakap kumpulan gerila.

Bulan lalu, pasukan komando AS membunuh seorang tersangka tokoh Al-Qaeda paling dikehendaki yang bersekutu dengan gerila al-Shabaab dalam serangan dengan helikopter di Somalia selatan yang dikuasai kumpulan Pejuang itu.


"
Kami menembaki Kapal terbang Amerika yang sedang bermata-mata untuk mengumpulkan informasi di Kismayu. Pasukan kami menyerang kapal itu dan menembaknya dan kami melihat melihat itu terbakar. Kami menduga kapal itu jatuh ke laut," kata Sheikh Hassan Yacqub, jurucakap kumpulan al-Shabaab di Kismayu.

"Kami masih mencarinya," katanya kepada Reuters.

Al Shabaab menguasai banyak wilayah selatan dan tengah Somalia dimana mereka mengobarkan perang gerila melawan pemerintah rapuh Presiden Sheikh Sharif Ahmed yang didukung PBB.

Penduduk Kismayu secara rutin melaporkan melihat kapal terbang mata-mata tanpa pemandu yang diduga milik AS, yang diyakini diterbangkan dari kapal-kapal perang di Lautan India, terbang di atas Bandar pelabuhan tersebut.


Sementara itu, penduduk di bandar kecil Galhareeri mengatakan, gerila al-Shabaab menghancurkan sebuah masjid, makam keramat muslim sufi dan sebuah university muslim sufi di sana pada hari Ahad, setelah melepaskan tembakan ke udara untuk menghalau pemrotes tempatan.

Kumpulan itu pada masa silam menyerang para pemimpin dan tempat-tempat suci sufi dengan alasan praktik agama mereka bertentangan dengan penjabaran hukum Islam ketat yang mereka anut.

Seorang jurucakap Ahlu Sunna Waljamaah, kumpulan moderat yang memerangi al-Shabaab di kawasan tengah Somalia, mengecam penyerangan tempat-tempat suci di Galhareeri.

"Kami mengecam keras al-Shabaab atas tindakan jahat mereka," kata Abdullahi Sheikh Abu Yusuf kepada Reuters.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator tentera Mohamed Siad Barre pada 1991. Penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut.

Sejak awal 2007, gerila menggunakan taktik bergaya Iraq, termasuk serangan-serangan bom dan pembunuhan pegawai, pekerja bantuan, intelektual dan askar Ethiopia.

Ribuan orang terbunuh dan sekitar satu juta orang hidup di tempat-tempat pengungsian di dalam negeri akibat konflik tersebut.

Pemerintah sementara telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan sejumlah tokoh oposisi, namun kesepakatan itu ditolak oleh al-Shabaab dan puak-puak lain oposisi yang berhaluan keras.

Washington menyebut al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.

Gerila muslim garis keras, yang meluncurkan ofensif sejak 7 Mei untuk menggulingkan pemerintah sementara dukungan PBB yang dipimpin oleh tokoh moderat Sharif Ahmed, meningkatkan serangan-serangan mereka.

Tiga pegawai penting terbunuh dalam beberapa hari, yang mencakup seorang anggota parlemen, seorang komandan polis Mogadishu dan seorang menteri yang terbunuh dalam serangan bom berani mati.

Selain pemberontakan berdarah, pemerintah Somalia juga menghadapi rangkaian perompakan di lepas pantai negara itu.

Pemerintah transisi lemah Somalia tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja


sumber : http://berita-luar.netfirms.com/B.luar_3.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar